Jakarta – Empat mahasiswa Institut Teknologi Indonesia (ITI) berhasil melakukan improvement di bidang industri alat berat melalui program magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Program ini merupakan implementasi link and match antara Program Studi Teknik Mesin Institut Teknologi Indonesia (ITI) dengan PT. Komatsu Indoneisa. Menurut Ketua Program Studi Teknik Mesin Institut Teknologi Indonesia (ITI) Jones Victor Tuapetel, ST, MT, Ph.D, IPM bahwa program MBKM ini memberikan manfaat untuk kedua belah pihak.
“Manfaatnya dirasakan oleh pihak industri maupun perguruan tinggi” ujar Jones Victor Tuapetel saat penutupan program magang semester genap 2020/2021, di Tegal, Jawa Tengah, Senin (20/12/2021).
Program magang ini sejalan dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dalam peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi menurut Wakil Rektor Bidang Akademik, Penelitian dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Indonesia (ITI) Prof. Dr. Ir. Dwita Suastiyanti, M.Si, IPM.
“Program Studi Teknik Mesin ITI melalui kerja sama dengan PT. Komatsu Indonesia mengirim empat orang mahasiswa untuk melaksanakan kerja magang pada 5 April 2021. Kerja sama ini terjalin atas kerja sama yang baik antara Institut Teknologi Indonesia dengan Ikatan Alumni Mesin – ITI (IAM-ITI),” kata Dwita Suastiyanti.
Program magang ini dimulai terhitung dari April sampai dengan Oktober 2021. Empat mahsiswa yang mengikuti program magang tersebut yaitu Asep Firmansyah, Reza Nurrohman, Indra Wira Widyadhana dan Ismail Nur Fahmi, tutur Dwita Suastiyanti.
Menurut penyampaian Presiden Direktur PT. Komatsu Indonesia, Ir. Pratjojo Dewo, M.Sc, bahwa program magang ini terdiri dari dua tahap.
Tahap pertama mahasiswa diperkenalkan dengan budaya kerja industri manufaktur alat berat selama dua bulan (pembelajaran monozukuri) melalui class activity dan plant tour di PT. Komatsu Indonesia.
Tahap kedua yaitu para mahasiswa ditempatkan di beberapa pemasok PT. Komatsu Indonesia selama empat bulan yang berlokasi di daerah Tegal (PT. Milako Teknik Mandiri, PT. Japra Mandiri, PT. Prima Karya dan PT. Intan Pratama Jaya).
“Para mahasiswa ditempatkan untuk melakukan improvement di bidang Safety, Quality, Delivery and Cost (SLQDC),” ujar Pratjojo.
Selama magang, para mahasiswa tersebut menemukan beberapa defect pada proses manufaktur yang menurunkan SLQDC. Mereka juga berhasil memperoleh solusinya sehingga terciptalah improvement SLQDC.
Asep Firmansyah berhasil menurunkan defect pada proses painting dan welding sampai dengan level 0 di PT Japra Mandiri.
Sedangkan Reza Nurrohman berhasil mengidentifikasi alat bantu yang diperlukan untuk proses manufaktur di PT. Milako Teknik Mandiri.
Mahasiswa lainnya, Indra Wira Widyadhana berhasil membuat alat bantu (jig) untuk menggaransi dimensi produk sesuai standar di PT. Intan Pratama Jaya.
Sementara itu, Ismail Nur Fahmi berhasil memperbaiki tata kelola manajemen drawing, control board dan mal copy cutting di PT. Prima Karya.
Rektor Institut Teknologi Indonesia (ITI) Dr. Ir. Marzan Aziz Iskandar, IPU menyampaikan bahwa dengan keberhasilan para mahasiswa melakukan improvement, terbukti bahwa program MBKM khususnya magang, sukses menjadi program link and match antara perguruan tinggi dan industri.
Sumber :
Artikel Terkait

Institut Teknologi Indonesia (ITI) Sukses Menggelar Acara Wisuda Semester Ganjil Tahun Akademik 2023/2024
00000001 | 2023-10-30 12:11:14
Kabar Duka atas Meninggalnya Rekan & Sahabat kita Bpk. Hamdani (Mesin 1993)
00000001 | 2023-10-10 05:20:42
Institut Teknologi Indonesia Bersama Kemenkop UKM Gelar Demo Day Startup Festival Collaboration 2023
00000001 | 2023-09-20 15:14:47
Turut Berduka Cita Atas Meninggalnya Rekan dan Sahabat Kita Bapak Imral Wirawan
00000001 | 2023-09-04 16:19:22
ITI, BRIN & UNESCO Siap Kembangkan Pulau - Pulau Kecil di Indonesia
00000001 | 2023-09-01 11:05:06Iklan